Selasa, 25 November 2008


Bukanlah Mimpi
Awal bergayutnya dua rasa
Adalah awal keberanjakkan diri
Terlena cemara hati dalam buaian
Semua mengundang kerebahan
Dalam pembidangan
Ada sebongkah janji, pun sebongkah realita
Tak pernah aku bermimpi
Untuk mampu mencerna
Karena hidupku bukanlah semata mimpi
Biarkan kenyataan yang kan menjemputku
Tuk berlabuh dalam kidung penuh harmoni (Nov’01
Bila Saja
Bila saja aku masih di sana bersama
Sang angin tersenyum dalam sambutnya
Kuukir pahatan hati bersama
Sang rembulan tersembul dalam kegelapan
Bila saja aku mampu bersama
Sendiri tak lagi ada
Tentu sang bayu kan lebih lama bersama
Menari iringi buaian
Ah…bila saja bersama…
Tentu…..(Okt’01)


Sajak Buat “Abi” (part 1)
Kalau boleh aku sentuh pijar yang ada
Kan kulantunkan nada penuh harmoni
Dalam kehempasan
Terantuk diri dalam satu Tanya
Akankah lazuardi satukan asa
Rajutkan satu benang
Dalam syair ketulusan (02.09.01)

Sajak Buat Abi (part 2)
Galau terasa menjalari seluruh nadi
Terasa penat alam berwujud
Kusandarkan peluh pada bidang yang tak terwujud
Terasa diri bernyanyi tanpa makna

Jalan tak pernah ada ujung
Penantian tak pernah ada akhir
Letih….dalam pengembaraan

Ternyata…
Ragu itu masih ada
Kala dayung sentuh bahtera
Walau ada satu keyakinan
Tak pernah pupus gulana
Menghamba …..kini
Bahkan makin menghamba
Jauh tuk menjamahmu (16.02.01)

Sajak Buat “Abi” (part 3)/(Mawar Tuk Abi)
Sang mawar tlah angkatkan wajah
Durjana pun tak lagi nampak
Terhiasi temaram cahaya
Terbingkai balutan nirwana

Sang mawar mencoba berdiri
Tegar diantara kepingan
Tertata kini dermaga hati (12.02.01)

Hanya Kata
Sepi suasana hati menghamba
Menyatau dalam alam nadiku
Kematangan yang ada
Bukti bahwa aku ada (17.11.00)













Esok
Jika esok matahari masih erat menyambutku
Dan bila esok kehangatan masih dapat aku rasakan
Pertanda
Masih ada jalinan
Episode dalam daur langkahku (11.00)

Pabila
Pabila waktu berpihak padaku
Pertanda aku masih berdiri
Dan pabila waktu tak berpihak padaku
Akupun masih mampu berdiri
Walau ada terpaan di antaranya


Dawai Itu Kembali Bernyanyi
Hening menyapa alam sadarku
Kala kuakan gawai rasa
Reda basah menyapa
Teteskan satu kesejukan dalam kebeningan
Jelaga hati penuh makna singkap lara
Hempaskan rinai dalam dekap

Ach….roman nyata terbentuk
Ketulusan bergerak iringi jemari hati
Singkapkan masa lalu beranjak
Beri hangat balurkan kemesraan

Ada senyum dalam jingkatku
Ada tawa dalam selendangku
Ketipang bunyi mengalun
Ketipuk berkecipuk bertepuk
Ach…masih ada hariku
Kusambut bersma dirimu (27.07.01)



Jiwa Tanpa Wujud
Beningnya nestapa belum mampu bertajuk
Redakan dalam rasa masih terasa
Terucap bait kata dari ribuan kalimat
Semua terungkap dalam kepolosan

Pijakan Yang ada detik ini
Membuat diri tersadar dari lamunan
Nyata dalam hawa aroma baru
Memberi desah tak mampu berhawa

Kusandarkan peluh pada jiwa
Kusambut jiwa tak berwujud dalam rankulku
Akhir dari sebuah perjalanan di episode senja
Beri warna dalam ayutan (19.08.01)

Sayap CiNTa
Sayap cinta itu kini bernaung dalam tahta
Bercanda mesra dalam gayutan sang waktu
Bercumbu dalam keeksotisan nirwana
Terbawa dalam romansa penuh warna
Semua seolah berpesta tuk rekatkan jemari
Kini jiwaku kembali terangi kerangka hidupku
Jalari sayap-sayap cinta yang terciptanya karena pesonanya
Percikan desahmu mengisyaratkan satu keceriaan
Jubah hatiku berharap dalam kesucian jiwa
Semoga sayap-sayap cintaku mampu terus bernaung dalam jiwanya
Selamat datang jiwa lain dalam jubah hatiku (03.08.02)


Berharap
Tak jua kering anganku berkumandang
Melayang bersentuhan diantara kepolosan
Dibatas harap ada ragu diantara keyakinan
Melaju iringi sang waktu

Anganku bercumbu dalam desahmu
Bayangmu menjelma dalam pandangku
Seolah dirimu berwujud di depanku
Menari lenggangkan nyanyian alam

Ach…anganku dalam gelap kini hadirkan terang
Bersama langit tak lagi redup
Denganmu enyahsudah kegersangan (03.08.02)


Dibalik Sejadah
Terimaksih Tuhan
Masih engkau beri waktuMu untukku
Dalam mempererat jalinan
Sejadah dalam balutan warna putih
Terimakasih Tuhan
Engkau masih memberi waktu

Untukku agungkan namaMu (after tahajud:03.00-070402)

Mengurai Hidup
Malam tadi aku terbangun
Sunyi menggeranyangi jiwa
Aku menari dalam cumbuan mimpi
Semilir angina mendesahkan keinginan
Aku bangkit…Aku bercermin
Aku masih tetap seperti aku
Jiwakupun berucap pada hati
Bathinku pun terbuai dalam jiwa
Selamat datang…
Kuurai waktu bersama kerangka hidup (18.04.02)



Pena Eksotis
Pagi ini aku berada di sini
Di atas sebuah kursi di depan sebuah meja
Aku bermesraan bersama imagiku
Pena murahan dalam genggamanku
Menari seksi di atas kertas putih
Teruntuk seluruh hidup & kehidupanku
Aku mencoba menebar kata dan kalimat
Aku tuangkan segala emosi yang bergemuruh
Jiwaku berdamai bersama kata hatiku
Bibirku tersenyum simpul
Manis aku bercanda…..
Imagiku kian melayang saat penaku kian eksotis menari
Aku bergemuruh….
Nuraniku meradang
Aku kembali tersenyum
Oh…bukan…bukan hanya senyum
Tertawa…oh…ternyata aku tertawa
Ach…aku kembali terdiam
Aku ukir kembali jeritan jiwaku
Aku kembali terdiam
Aku kembali tersenyum
Akupun kembali terdiam
Kesunyian kini ada di hadapanku
Perenunganpun jalari otakku
Otakku kian berputar
Kembali imagiku melayang
Melayang dalam kesadaran diri
Aku kini menangis
Oh…ternyata aku masih bisa menangis
Aku ingin berteriak dalam tangisanku
Namun tak mungkin aku bertindak seperti itu
Aku bukanlah anak kecil
Aku seorang dara yang sedang berpijak
Aku seorang dara…..
Ya…aku seorang dara…..(180402:07.55: thanks God for everything)

Kemana
Kamu selalu mencariku
Kamu selalu ada di manapun
Saat aku berada jauh sekalipun

Bersamamu aku berdansa
Bersamamu anganku bercumbu
Denganmu aku tertawa
Denganmu jiwaku berceloteh

Kamu ada di saat aku butuh
Kamu tertawa kala aku cemberut
Akupun menjadi terhibur
Kamu….
Terimaksih atas adanya kamu
Terimaksih kamu hadir di hidupku
Terimaksih Tuhan….


Untuk Pecinta Bodoh!
Andai aku ada rasa buatmu
Apakah sama rasamu buatku
Andai aku beri cinta buatmu
Apakah sama cinta kau beri untuku
Andai aku selalu setia untukmu
Apakah sama setia kau beri untuku
Karena aku tak ingin
Jika hanya aku yang memberi
Pabila memang demikian adanya
Atas nama cinta
Atas nama jiwa dan raga
Aku mohon
Enyahlah kau dari bayangku
Pergilah…tinggalkanlah aku
Lebih baik aku sendiri
Daripada cinta aku beri
Pada kamu yan tak mengerti
Tentang cinta dan kejujuran (170102:22.00)

Rindu (part 1)
Begitu nestapa jiwa
Haus aku berharap
Lelah melangkah…gersang
Kusingkirkan semua kegalauan
Sia-sia bayangmu menggoda
Aku getir ditengah kerinduan
Rindu akan…..(04.10.02 - 4Kdk)

Rindu (part 2)
Aku tertarik dalam uluranmu
Aku tertarik dalam kulumu
Aku meleleh dalam jilatanmu
Aku mendesah dalam gerakanmu
Menggeliat irama hatiku
Rinduku tak berbalas
Kangenkku berkepanjangan (041002 – 4Kdk)

Rindu (part 3)
Hanya sekedar kata yang mampu terucap
Terangkai dalam aluran pena
Yang terindah dari yang pernah kukagumi
Ada hiasi angan
Semoga kemarau berlalu
Bersama kehadirannya





Harapan Berharap
Jika hari ini aku berharap datangnya hari esok
Hari ini kulantunkan nada bersamamu
Andai hari ini aku masih berharap
Hari esok harapan tetap ada
Ada harap dari beribu harap
Bersamanya…aku mengharap

Seperti Melati
Bunga di taman mekarlah sudah
Bersama bergantinya musim
Penghujan hadir di sela kemarau
Merenda sejukan keringnay nafas
Angin menypa menyanyi
Pasrah sang bunga dalam hempasan
Menebar wangi bagi tulusnya
Begitupun kehaditannya
Bak melati rela sentuh alam
Mampu memberi aroma
Tanpa meminta dalam keterpaksaan
Seperti dirimu
Itulah hatiku berkata